Iklan

Buku Langkah Kakiku di Bumi Muhammad Al Fatih (Perjalanan Menjelajahi Turkey '22)

Konten [Tampil]

 


www.mikromediateknologi.com - Langkah Kakiku di Bumi Muhammad Al Fatih (Perjalanan Menjelajahi Turkey '22), berupa kisah pengalaman para penulis yang melalukan perjalanan menjelajah ke Turkey. Buku yang penuh dengan kisah seru, edukasi dan juga berbagi pengalaman dari para penulisnya. 


Buku Langkah Kakiku di Bumi Muhammad Al Fatih (Perjalanan Menjelajahi Turkey '22)


Sampai di tempat Hot Air Balloon, saya dan teman-teman merasa kagum sambil mengatakan “Waaahh, Masya Allah” atas sebuah pemandangan yang luar biasa indah. Untuk pertama kalinya saya melihat dengan mata kepala sendiri cantiknya balon udara yang bertebaran di langit. Kami semua turun dari bus untuk segera berfoto dan membuat video bersama om Leo. Walaupun kami belum mampu untuk ikut terbang, setidaknya kali ini kami membawa kenang-kenangan yang cukup bisa dibagi kepada keluarga di rumah. Semoga kami bisa kembali ke sini lagi di masa depan.


Kami tidak pernah tahu akan bertemu hal baru seperti bernegosiasi dengan tentara TNI yang tampangnya  menyeramkan, tapi ternyata bisa kami lakukan. Kami tidak akan tahu bahwa ternyata akan senang sekali bertemu dengan masakan Indonesia lagi, setelah berhari-hari makan salad dan sup di Turki. Kami tidak akan tahu, walaupun dengan uang yang tidak banyak, kami tetap bisa membelikan barang yang berharga untuk keluarga kami di rumah. Lalu sesederhana kucing dan anjing yang kami temui di jalan-jalan Turki, mengapa semua terlihat gemuk dan jinak, mungkin ini pertama kalinya juga kami semua bisa menyentuh anjing liar yang jinak. Dan sepertinya para hewan di sini seperti dipelihara dengan baik oleh seluruh masyarakat yang ada disana sehingga semuanya jinak. Semua itu tidak akan kami dapatkan apabila pelajaran yang kami terima hanya ada di dalam kelas.

PROLOG

Sudut Pandang M. Rasyid Abdillah
Program perjalanan ke Turki ini sebenarnya sudah kami rencanakan sejak awal kelas 8, namun dikarenakan adanya pandemi Covid-19 selama kurang lebih dua tahun, rencana kami ini jadi terundur dan ada beberapa perubahan. 


Sebelum keberangkatan kami kembali berdiskusi dengan Ummi Ida perihal keyakinan kami untuk berangkat ke Turki, Ummi Ida berkata, “Apakah kalian semua sudah yakin akan berangkat ke Turki? Jika dinilai dari 1-10 berapa keyakinan kalian? Disana dingin lohhh”. Kami semua menjawab 10 dengan yakin kecuali 1 orang yaitu Rakha, dia berkata, “Kemarin bukankah habis ada badai salju Mi, apa tidak berbahaya?” lalu Ummi ida menjawab “Itu kan kemarin sayang, sekarang insya Allah sudah aman. Ummi juga akan terus berkomunikasi dengan pihak travel mengenai keadaan disana.” Mendengar itu kami sedikit lebih lega dan yakin.



SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT

Sudut Pandang Faiz Abdul Assariy
Saat sampai bandara saya dan teman-teman merasa senang walaupun sempat khawatir karena Rasyid tertinggal rombongan karena kita tidak langsung bersama. Alhamdulillah tak lama kemudian Rasyid muncul dari dalam bandara, ternyata ia sudah sempat masuk lebih dulu. Kami mencari Ummi Ida terlebih dahulu. Setelah ditelpon, kami segera menuju tempat drop off penumpang yang ada di luar, tempat troly barang berada.
 Ketika berada di tempat drop off penumpang, Ummi Ida bertanya kepada beberapa orang sembari melatih kefokusan, “Kita akan naik maskapai apa? Lalu jam berapa boardingnya?”. Lalu beberapa dari kami menjawab yaitu Rizky dan Naufal, kami menaiki maskapai Turkish Airlines dengan keberangkatan kira kira jam 9 malam. Setelah itu kami berbaris dan masuk bandara melalui Gate 3 untuk menunggu waktu check-in. Sambil menunggu, saya dan teman-teman menyempatkan diri untuk makan malam dan juga menunaikan shalat maghrib di jama’ isya di waktu yang sama.
 
 

 SELAMA DI DALAM PENERBANGAN JAKARTA-ISTANBUL

Sudut pandang M. Rasyid Abdillah
Sebelum masuk pesawat, kami mendapatkan masker dan hand sanitizer gratis yang berbentuk hygiene kit yang dibagikan gratis oleh maskapai. Kami juga mendapatkan pouch yang berisi sandal, sikat gigi, penutup mata, dan pelembap untuk bibir di dalamnya. Mereka juga menyediakan selimut di tempat duduk masing-masing. 


Selama di dalam pesawat saya merasa sudah terbiasa karena sebelumnya pernah merasakan pengalaman serupa sejak bersekolah di SDIT Plus Cordova. Penerbangan yang dilakukan malam hari, pemandangan yang tampak di luar sangat gelap. Ada beberapa fasilitas yang menarik bagi saya, salah satunya adalah adanya TV di setiap kursinya. Uniknya ada kamera yang dapat menampilkan secara langsung keadaan di luar pesawat di layar TV. Posisi kamera tersebut terletak di Body pesawat, Tail Pesawat, dan di bawah roda. Sayangnya dikarenakan waktu penerbangan yang malam hari pemandangan di luar gelap jadi tidak bisa melihat apa-apa.


ULUDAG

Sudut Pandang Muhammad Faruqi Robbani
    Tempat pertama yang kami datangi setelah sampai di kota Bursa adalah Gunung Uludag. Gunung agung Uludag, atau singkatnya gunung uludag adalah salah satu gunung yang terkenal akan saljunya. Gunung Uludag adalah sebuah gunung di Provinsi Bursa, Turki, dengan ketinggian 2.543 m (8.343 kaki). Gunung ini juga merupakan gunung tertinggi di wilayah Marmara. Puncak tertinggi bernama Kartaltepe di 2.543 m (8.343 kaki). Ditutupi hutan, dan wilayah ini memiliki iklim sebagian sedang dengan arah angin dominan dari barat daya / selatan.
    
    

MENGINAP DI HOTEL LADIES BEACH RESIDENCE

Sudut Pandang M. Rasyid Abdillah
Setelah makan siang perjalan kami dilanjutkan menuju hotel yang ada di kota Kusadasi yaitu Hotel Ladies Beach Residence, Ketika sampai di hotel kami tidak langsung ke kamar, sebelum itu kami harus mengisi perut terlebih dahulu dengan makan malam, dan seperti biasa pasti diawali dengan roti. Selain itu kami juga merasakan buah yang baru bagi kami, yaitu buah plum. Rasanya agak asam dan kebanyakan dari kami tidak suka buah tersebut, mungkin karena belum terbiasa dengan rasa buahnya.

CITTO PELE (LEATHER OUTLET)

Sudut Pandang M. Rakha Adhipramana Riadi
Tempat yang kami datangi setelah keluar dari hotel adalah Citto Pele yang merupakan sebuah toko jaket kulit. Saat masuk kami langsung disambut oleh penjual jaketnya dengan baik dan ramah. Kami pun diajak ke ruangan untuk menyaksikan fashion show dan saya baru pertama kali melihat fashion show di depan mata saya sendiri yang biasanya hanya bisa dilihat di televisi.

ASHABUL KAHFI

Sudut Pandang Rizky Ramadhan dan M. Faruqi
    Setelah dari Citto Pele kami menaiki bus untuk menuju goa Ashabul Kahfi. Saat saya sedang menghafalkan surat Yasin, saya mendengar om Leo mengatakan kata Ashabul Kahfi. Dalam Islam sendiri, Seven Sleeper merupakan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah, bahkan kisah mereka diabadikan sebagai surat ke-18 dalam Al-Quran. Islam mengenal Seven Sleepers sebagai Ashabul Kahfi, para pemuda yang tertidur dalam gua. Awalnya dalam perjalanan aku tidak mengira akan ke tempat terhormat seperti Gua Ashabul Kahfi versi yang berada di Turki.
    

 EPHESUS(YUNANI KUNO)

Sudut Pandang Putri Agrifina
    Setelah kami berwisata di Ashabul Kahfi kami pun melanjutkan perjalanan menuju reruntuhan Ephesus di dekat kota pamukkale. Dan setibanya di sana kami sempat melihat kota ephesus dengan sekala yang lebih kecil. Sambal melihat miniature kota ephesus kami juga mendengarkan sejarah kota Ephesus yan dijelaskan oleh Om Leo.
    

HIERAPOLIS

Sudut Pandang Aura Yuki Azzahra
Setelah Ephesus, kami juga mendatangi salah satu peninggalan peradaban Romawi kuno yaitu Hierapolis. Saya mengalami pengalaman yang kurang enak menurut karena salah menggunakan sepatu, sehingga kaki saya terasa sakit. Sebaliknya, saya sangat takjub setelah melihat keindahan Hierapolis. Saat saya mencoba mencelupkan kaki di mata air panas di sana, ternyata tidak sesuai ekspektasi saya rasa

Mevlana museum

Sudut Pandang Naufal Rasyid Putratama
Di tengah perjalanan menuju Cappadoccia kami melewati kota Konya untuk mengunjungi mevlana museum. Nama Mevlana diambil dari seorang sufi yaitu Maulana Jalal Ad-din Mohammad Rumi. Rumi, hari ini kita mengenalnya adalah seorang penyair yang lahir di Persia. Pada saat Rumi usia 3 tahun, keluarganya mendapatkan ancaman dari tentara Mongolia sehingga merka harus mengamankan diri di Anatolia Tengah, Turki.

Karavanserai

Sudut Pandang Faiz Abdul Assariy
Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama dari museum mevlana akhirnya kami tiba di Karavanserai. Om leo sudah menjelaskan di perjalanan mengenai karavanserai yang merupakan tempat seperti rest area pada zaman dahulu atau bisa di bilang penginapan yang terletak di tepi jalur perdagangan. Tempat ini dipakai para musafir untuk beristirahat dan memulihkan tenaga agar bisa melakukan perjalanan yang panjang. Karavanserai menyediakan makanan dan minuman untuk pengunjung beserta hewan-hewan yang mereka bawa. Selain itu juga tempat ritual penyucian seperti wudhu dan ghusl. Sebagian juga menyediakan pemandian dan toko untuk yang ingin membeli beberapa barang dari kafilah dagang yang datang.

UNDERGROUND CITY

Sudut Pandang Medina Al farra Atria
Hari ini merupakan hari pertama kami di Cappadocia. Pagi ini setelah melakukan sarapan pagi di hotel kami segera menuju bis untuk melanjutkan perjalanan kami di Turki. Tempat wisata yang pertama kami kunjungi yaitu kota bawah tanah Derinkuyu atau biasa di sebut  dengan Derinkuyu Underground city tepatnya di sub provinsi  Derrinkuyu, provinsi Nerşehir Turki . Pada saat di Turki saya mengetahui banyak sejarah melalui tour guide kita saat di Turkey Bernama Leventh Simsek atau biasa kita panggil dengan sebutan om Leo . Beliau lah yang memandu kita saat perjalanan selama di TurkiS.

PIGEON VALLEY

Sudut Pandang Fadhil Firdaus Dhaifullah
Setelah dari Underground City, kami pergi menuju Pigeon valley. Kami menumpang rumah warga lokal untuk melaksanakan sholat dzuhur dan ashar. Saat mengambil wudhu airnya membeku dan benar-benar sangat dingin. Anak laki-laki sempat bermain lempar-lemparan salju sambil menunggu antrian wudhu. Kami sholat berjamaah di rumah warga yang ternyata ada di bawah tanah.

HOT AIR BALLOON

Sudut Pandang M. Rasyid Abdillah
Ketika sampai disana saya dan teman-teman merasa kagum sambil mengatakan “Waaahh, MasyaAllah” atas sebuah pemandangan yang luar biasa indah. Untuk pertama kali nya aku lihat dengan mata kepala ku sendiri balon udara yang bertebaran di langit. kami turun dari bis untuk segera berfoto dan membuat video.

SALT LAKE

Sudut Pandang M. Rakha Adhipramana Riadi
Setibanya di Ankara saya dan teman teman saya melihat danau yang terkenal paling asin di Turki. Danau Tuz atau dalam bahasa Turki disebut ‘Tuz Gölü’ adalah salah satu danau garam (Salt Lake) terluas di dunia. Luasnya sekitar 1665 km² dengan panjang 80 km. Danau terluas kedua di Turki. Lokasinya di bagian Provinsi Anatolia tengah, sekitar 150 km di selatan tenggara kota Ankara dan 105 km di bagian utara timur laut kota Konya. Wisatawan yang naik bus dari Konya atau Cappadoccia ke Istanbul biasanya akan singgah di danau garam ini.

MUSEUM ATATURK

Sudut Pandang Shelma Syamila
Sampai di kota Ankara, kami langsung menuju museum Bapaknya Orang-orang Turki, yaitu Museum Mustafa Kemal Ataturk. Saat memasuki museum kami semua dipindai terlebih dahulu. Saat bagian Rizky, petugas mencegatnya sebelum masuk karena ia dikira membawa benda tajam. Padahal itu merupakan gantungan pistol. Akhirnya mainannya Rizky disita dan ia diizinkan ikut masuk.

MAKANAN DI TURKI

Sudut Pandang Faiz Abdul Assariy dan M. Faruqi Robbani
    Selama berada di Turki kami makan berbagai macam makanan. Dimulai dari Bursa hingga Istanbul. Ada beberapa makanan di Turki yang kurang kami minati terutama Salad dan Sup. Meskipun begitu masih ada beberapa makanan yang kami minati seperti Daging Kebab, Simit, Kofte, Pizza Turki, Srambled Egg. Namun semua makanan yang ada di Turki menurut kami masih kurang bumbu atau Rempah-rempah.
    

SELAT BOSPORUS

Sudut Pandang Fadhil Firdaus Dhaifullah
    Pada pukul 9 pagi setelah sarapan kami pergi dari Hotel Clarion Mahmutbey, tempat kami menginap  menuju Pelabuhan untuk menaiki kapal, menjelajahi selat Boshporus. Pagi hari ini kami diguyur hujan sehingga kami  menggunakan payung selama berkeliling kota Istanbul.
    

    Museum panorama Al-Fatih 1453

Sudut Pandang Faiz Abdul Assariy
    Setibanya kami di museum Panaorama Al-Fatih, kami langsung masuk dan disambut oleh patung Al-Fatih terletak di tengah gedung. Replikanya benar-benar sangat tinggi, mungkin itulah postur sebenarnya dari Muhammad Al-Fatih.
    

    HIPPODROME SQUARE

Sudut Pandang Aura Yuki Azzahra
        Setelah makan siang, dan membeli oleh oleh, kami bersiap untuk sholat zuhur. Saat ingin menuju masjid Hagia Sopia kami melewati hippodrome. Om Leo menjelaskan hippodrome merupakan alun-alun tempat pacuan kuda pada zaman Bizantium. Selain pacuan kuda, aktivitas lain seperti perkelahian gladiator dan tempat berkumpul.
       

        BLUE MOSQUE/MASJID SULTAN AHMED

Sudut Pandang Naufal Rasyid Putratama
Setibanya saya di blue mosque, kami tidak bisa memasukinya karena tempat ini sedang di renovasi. Blue Mosque atau Masjid Sultan Ahmed sejak dalam tahap renovasi dari tahun 2017 dan akan selesai pada tahun 2023, alasan Masjid ini direnovasi karena ada masalah dengan tanahnya. Masjid ini dibangun di seberang Hagia Sophia, dan dibangun pada tahun 1609-1616. Tepatnya selama masa pemerintahan Ahmed l. Salah satu murid Mimar Sinan, Sedekar Mehmet Aga, merupakan arsitek Masjid Biru. Mimar Sinan merupakan kepala arsitek bagi sultan Suleiman l, Selim ll, dan Murad lll.

MENUJU BANDARA ISTANBUL

Sudut Pandang M. Rasyid Abdillah
Selama perjalanan menuju ke Istanbul International Airport kami tidak terlalu banyak beraktivitas karena sudah malam dan banyak yang merasa lelah sehingga tertidur. Ketika sudah dekat dengan Istanbul International Airport kami dibangunkan oleh Om Leo dengan alarm nya yang legendaris, “Kukuruyuk… Sahur-sahur… Anak-anak ku ayo bangun”. Sambil megisi waktu, Ummi Ida meminta kami untuk menyampaikan kesan dan pesan kepada om Leo. kebanyakan dari kami merasa sedih karena akan berpisah dengannya.

BANDARA SOEKARNO HATTA

Sudut Pandang Faiz Abdul Assariy
    Tibanya kami di bandara Soekarno-Hatta itu sekitar jam 5 sore, kami langsung mencari toilet setelah mengambil semua koper dan barang. Setelah semua selesai dari toilet kami berdiskusi hal-hal apa saja yang kemungkinan bisa terjadi. Apakah kami langsung diarahkan ke wisma untuk karantina bersama-sama ataukah terpisah. Untuk berjaga-jaga kami semua memegang uang masing-masing apabila diarahkan untuk karantina terpisah.
    

    KARANTINA DI RUSUN NAGRAK

Sudut Pandang Faruqi, Rakha, dan Rizky
Sudut pandang Faruqi
Sesampainya kami di rusun Nagrak, kami menunggu di bus terlebih dahulu sampai petugas mengizinkan kami untuk turun setelah administrasi petugas selesai. Ketika sudah diizinkan turun, kami mengambil barang dan koper milik kami lalu daftar untuk antri tes PCR di rusun Nagrak. Kemudian kami diarahkan ke tempat tes PCR. Sembari menunggu, kami makan malam yang telah dibeli di dalam bis. Tidak lama kemudian nama kami dipanggil untuk registrasi kamar terlebih dahulu. Setelahnya itu barulah kami melakukan test PCR sekaligus diberikan kunci kamar oleh pihak rusun. Kami langsung mengambil barang-barang kami dan menuju kamar masing-masing, yang berisi 3-4 orang.

KARANTINA DI WISMA PADEMANGAN

Sudut Pandang Faruqi dan Rizky
Sudut pandang Faruqi
    Saat kami mendapatkan hasil test antigen berupa reaktif kami dipindahkan ke lantai 2 terlebih dahulu untuk memisahkan pasien yang terjan-gkit Covid-19. Pada jam 12 malam kami di bangunkan oleh orang yang menggunakan orang berbaju APD yang menjemput kami menggunakan bus untuk mengantar kami ke Wisma Pademangan. Sebelum berangkat kami menunggu pasien lain yang terjangkit untuk naik ke bus.
    
    Sudut Pandang Faiz Abdul Assariy dan M. Rasyid Abdillah
Umi Ida seringkali menyampaikan bahwa belajar itu tidak hanya di ruang kelas saja, belajar itu bisa dimana saja, semua orang bisa jadi guru. Pada kali ini, menurut kami guru yang sangat berhasil memberikan pelajaran bagi kami adalah pengalaman. Dalam perjalanan ini, kami jadi mengerti mengapa di awal Ummi Ida berkali-kali menanyakan kepada kami apakah kami siap untuk menjalani perjalanan ini.




Pemesanan Buku


Bagi yang ingin memesan buku ini bisa hubungi penerbit via DM Instagram @penerbitmikromedia dan juga fast respons di nomor WhatsApp : 0813-1083-2017

Silakan isi form ordernya

Form Pembelian Buku  

Nama :

Alamat lengkap :

No. HP :

Jumlah buku yang dipesan :





Salam
Mikromediateknologi.com

Subscribe Our Newsletter

Related Posts

Buka Komentar
Tutup Komentar

Posting Komentar

klan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel