Iklan

Albi Si Dalang Cilik

Konten [Tampil]

 


Albi Si Dalang Cilik


Wah, keren!
Albi ingin seperti Ki Manteb.
Menjadi dalang yang disaksikan banyak orang.
"Mulai dari mana, yah?" tanya Albi bingung.
 

"Albi bisa belajar di sanggar," jawab ayah.
"Sanggar? Sanggar?", Albi mengucap berulang kata tersebut.
"apakah Albi bisa jadi dalang, Yah?"

 "Jika mau belajar, pasti bisa,"
Albi segera tidur lebih awal.
Rasa penasaran ingin segera mendaftar ke sanggar.
"Di mana sanggarnya?" Albi sudah tak sabar ingin pergi ke sana.


Ayah mengantarkan Albi ke sanggar yang tak jauh dari rumah.
Albi bingung, banyak sekali alat musik tradisional.
Ada juga anak seuisanya sedang berlatih bermain gamelan.
Di ruang sebelah terdengar alunan musik yang bergema.
Banyak anak-anak perempuan yang berlatih menari.
"Sanggar begitu ramai, apa Albi bisa belajar dalang di sini?"

 Wajah Albi terlihat lesu.
Albi menjadi ragu.
Apa ini karena keinginannya terlalu menggebu?


Ayah segera mendaftarkan Albi ke sanggar.
"Ini jadwal latihannya, Nak Albi," sapa Pak Raden dengan senyum lebar.
Pak Raden salah satu pelatih sanggar.
"Terima kasih," Albi pun ikut tersenyum.
Sepertinya sanggar ini tempat belajar yang menyenangkan.

Pak Raden membawa Albi dan ayah ke belakang sanggar.
"Wah, pemandangannya indah sekali" Albi takjub
Di sini juga sepi. Tidak sebising seperti di dalam sanggar tadi.
"Apa Albi mau coba sekarang?"
Albi menganggukkan kepalanya, Pak Raden pun senang.

Albi memerhatikan Pak Raden jadi dalang.
Sampai tak sadar tangan Albi pun ikut gerakan-gerakan dalang.
Albi terlihat sangat senang.

Albi ke sanggar setiap sabtu dan minggu.
Tak ada waktu bermain dengan teman di tempat tinggalnya.
Teman-teman Albi pun tahu, Albi belajar jadi dalang.
Mereka tak bisa ngajak Albi main game bersama.
"Padahal itu lebih seru, dari pada jadi dalang!" ujar Noval kesal.

Setiap berangkat ke sekolah, teman Albi menatap sinis.
"Dalang cilik? Kuno sekali!"
Kemudian berlalu pergi meninggalkan Albi.

Albi sedih, teman-temannya mengejeknya.
Setiap pergi ke sanggar menjadi terasa berat.
"Sabar ya, Albi. Albi bisa buktikan dalang itu tidak kuno,"Ayah memeluk Albi.
"Benarkah keputusan Albi tetap ingin menjadi dalang cilik?"

Bayangan pentas menjadi dalang masih terbayang.
Setiap hari Albi tetap belajar.
Pak Raden sebagai pengajar Albi bangga.
Albi sudah pandai menjadi dalang cilik.
Di saat bersamaan, teman-temannya semakin menjauh.

Albi pun meminta jadwal belajar hanya hari sabtu saja.
Hari minggu Albi akan bermain dengan teman-temannya.
Ayah dan Pak Raden memahami keputusan Albi.
Albi juga terus berlatih setiap hari di rumah.


Hasil latihan Albi di rumah di upload ayah ke youtube.
Pak Raden pun senang, Albi semakin banyak perkembangan.
Pak Raden melihat latihan-latihan Albi di youtube semakin lancar.
Sekalipun belajarnya di sanggar berkurang.

"Bi, kenapa kamu datang ke sini lagi?"
"Katanya mau jadi dalang, eh memang sudah bisa?" ejek Noval.
"Ya, aku mau jadi dalang, aku suka!"
"Tapi yang nonton dalang itu kakek-kakek!" tambah Rey.
"Seperti kakekku!" celetuk Kiano.
Rey, Kiano, dan Noval tertawa terbahak.

Albi tetap sabar menghadapi temannya.
"Dalang itu kebudayaan kita, harus terus dilestarikan," suara Albi bergetar.
"Zaman sekarag itu yang populer game," Noval tak mau kalah.
"Ya, tetapi tidak semua suka game, seperti aku,"

"Anak perumahan sebelah, bikin acara mabar bareng," ujar Rey
"Ya, tanding game bersama," Kiano menimpali.
"Nggak ada yang bahas wayang, dalang, atau gamelan juga!" suara tinggi Noval.
Albi mengangguk. Menjadi dalang adalah impiannya yang unik.
Di zaman yang semakin modern dan teknologi yang berkembang pesat.

"Nah, begitu, yuk gabung dengan kita,main kekinian!" ajak Noval.
Albi tersenyum, karena ia tidak mau bermain game atau permainan online.
Sejak kecil keluarganya sudah mengenalkan budaya Jawa. Albi lebih kenal dolanan anak. Albi tidak tertarik menonton kartun di televisi.
Teman-teman Albi pergi meninggalkannya.

Albi pulang ke rumah.
Tekadnya belajar dalang semakin bulat.
Kini, sabtu minggu pun bisa kembali belajar ke sanggar.
"Albi mau jadi Dalang!"
Ayah tersenyum bangga.
Albi pertama kalinya pentas jadi dalang.
Bercampur rasa takut dan gugup jadi satu.
Albi tampil dalam acara pentas kebudayaan di balai kota.
Banyak mata menatap takjub padanya.
 

Musik gamelan dimainkan.
Suara sinden bersautan.
musik gamelan selesai.
Albi mengetukkan cempala pada kotak dengan tangan kirinya.
Albi dengan piawai menggerakkan wayang dengan dialog wayang.
Kemudian ditancapkannya pada debog pisang.

Semua pengunjung bersorai.
Albi menjadi primadona dalang cilik di kotanya.
Ayah dan ibu terharu.
Pak Raden dan tim sanggarpun ikut bangga.


Penonton banyak yang mendokumentasikan Albi
wartawan mulai berdatangan.
Tv-TV juga datang untuk liputan.
Ternyata Albi menjadi dalang cilik viral.

Makin banyak masyarakat yang mencari dalang cilik.
Untuk acara pernikahan, adat, acara resmi juga kenegaraan.
Acara kebudayaan baik lokal maupun internasional.  
Albi tetap ingin jadi dalang cilik.
Walau harus dijauhi teman-temannya.

Kini, teman-teman Albi datang ke rumah.
Mereka meminta maaf telah berbuat tidak baik.
Noval,Rey dan Kiano memeluk Albi
Mereka pun ingin belajar jadi dalang kepadanya.
Mereka berfoto bersama memakai blangkon dan tersenyum bahagia.

Albi menyukai dunia dalang.
Selain melestarikan kebudayaan agar tidak hilang.
Albi juga tetap menghargai perbedaan dengan teman-teman.
Karena bagi Albi menjadi dalang adalah pilihan.
Pertemanan akan selalu di jaga agar tetap tumbuh kebersamaan.  



Rubrik Sastra Mikro Media


Bagi pembaca, yang ingin karyanya terbit di website mikromediateknologi.com, silakan kirim karyanya berupa artikel, puisi dan cerpen ke sastramikromedia@gmail.com. Untuk pelajar sekolah dasar, SMP, SMA, Mahasiswa, guru dan umum. Semangat berkarya, menorehkan literasi yang baik dan bijak.

Salam Sastra Mikro Media.



Profil Penulis


Ernawati, guru menulis di SDN Bintara VI Bekasi, penulis dan blogger. Kesehariannya menulis buku dan juga berbagai artikel, baik di majalah, koran dan juga website. Kontak penulis ke: ernawatigaleri@gmail.com




Penerbit Mikro Media Teknologi

IG : https://www.instagram.com/penerbitmikromedia/
FB : https://web.facebook.com/penerbitmikromediateknologi/
youtube :https://www.youtube.com/channel/UC6WaMx1hVCIKrHnvCOuuScw
Tiktok : https://vt.tiktok.com/ZSeAqjHb6/
Web : www.mikromediateknologi.com
WhatsApp : 0813-1083-2071

Telegram : https://t.me/penerbitmikromedia

Subscribe Our Newsletter

Related Posts

Buka Komentar
Tutup Komentar

Posting Komentar

klan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel