Iklan

Review Buku Yuk Mengenal Makanan Khas Nusantara

Konten [Tampil]

 


www.mikromediateknologi.com - Penahkah Teman membuat kue atau makanan tradisional bersama Ibu atau Kakak di rumah? Makanan tradisional apa yang Teman sukai? Tahukah Teman, rendang masakan khas Mianng dari Indonesia sebagai makanan terlezat di dunia? Wah, kita bangga, ya, salah satu makanan khas Indonesia sebagai makanan terlezat di dunia.

Indonesia memiliki beragam makanan khas tradisional. Setiap daerah memiliki makanan khas sendiri. Ada rendang dari Sumatra Barat atau Ranah Minang, ada gudeg dari Yogyakarta, ada dawet dari Banjarnegara, ada bingke dari Pontianak, dan banyak lagi.

Nah, Teman-teman, makanan tradisional enak, lo. Mari kita mengenal dan belajar membuat makanan tradisional agar tetap lestari. Makanan tradisional juga memperkaya kebudayaan Indonesia.

Buku Yuk Mengenal Makanan Khas Nusantara


Buku ini projek dari Moms Institute, untuk menambah bacaan anak. Membahas ciri khas makanan Nusantara. Ditulis oleh 15 penulis Indonesia, dan diilustrasikan oleh Pelangi Risty dan Nur Azizah sehingga buku ini semakin menarik untuk dibaca oleh anak-anak. 

Hati Selembut Bingke - Lusi Ekarina 

“Dalila nggak mau itu, Ma.” Sendok yang sudah hampir mendekat ke mulut mungil Dalila urung dilanjutkan.
“Ayolah sayang, sedikit juga tak apa, supaya cepat sembuh, Nak.” mama Dalila masih berusaha membujuk, sambil memegang sendok dan mangkok yang berisi bubur.
“Nggak, pokoknya nggak mau!” Dalila menggelengkan kepalanya berkali-kali. Selang infus yang menempel di tangannya ikut bergoyang-goyang. Air mata mulai merebak di mata bulatnya yang bening.
 


 

Doclang - Intan Daswan 

“Nek, Ara mau bikin mi lagi, ya?” pinta Ara menghampiri neneknya yang sedang memasak di dapur.
“Ara, kan kemarin sudah makan mi. Sekarang Ara makan masakan Nenek saja, ya?” bujuk nenek Ara.
Awalnya, kening Ara mengernyit. Akan tetapi, ketika melihat ada ayam crispy, Ara tersenyum dan langsung berlari ke meja makan.
“Ara mau makan ayamnya dua, ya, Nek!” seru Ara.
“Bobi juga dua, Nek!” seru adik Ara.

 



Ampiang Dadiah Buatan Nenek - Yopi Sartika 

“Kak Bintang, bantu aku naik bendi,” seru Hana kepada kakaknya.
Hana memang baru pertama kali naik bendi, kendaraan tradisional di Ranah Minang. Bendi ditarik oleh seekor kuda, seperti delman. Liburan ini, Hana dan Bintang berkunjung ke rumah neneknya di Bukittinggi.
Hana dan Bintang senang sekali diajak jalan-jalan oleh nenek mereka, Nek Milan, ke pasar Bukittinggi.


 

 

Putu Bambu yang Berisik - Rella Shaliha 

Cia termenung di depan jendela, pada suatu sore yang mendung. Cia mengingat-ingat rasa dan aroma jajanan yang beberapa minggu lalu dibelikan ibunya. Sudah beberapa hari Cia menanti sang penjual lewat depan rumahnya lagi, tetapi yang ditunggu tak muncul-muncul.
Cia merindukan wangi pandan dan tekstur yang lembut serta terasa gurih di lidah. Wah, hujan. Penjual putu bambu pasti enggak lewat lagi. Cia membatin sambil memandang ke arah halaman yang mulai basah. Daun-daun bergoyang dihantam air hujan. Hujan pun makin deras.
 


Mudik Berkesan - Fitri Haris

 Bel tanda pulang berbunyi. Tanda berakhirnya jam sekolah siang ini. Bunyi itu terdengar sangat merdu di telinga Winda. Ia dengan semangat merapikan tasnya dan bergegas menuju bus di depan gerbang sekolah. Bus pun melaju, kurang dari sepuluh menit, bus sekolah sudah berhenti di depan rumahnya.


Dawet Ayu – Fatmi 

Suara tukang dawet yang biasa lewat depan rumah begitu nyaring dan menggoda. Setiap orang tergoda untuk membeli karena memang cuaca sedang panas. Suara itu juga membangunkan Azwan. Azwan minta dibelikan dawet ayu. Bocah berusia empat tahun ini, sedang kurang sehat. Azwan sedang batuk dan pilek sehingga ibunya tidak mengabulkan permintaannya.
Azwan pun kecewa. Ia makin menunduk lemah dalam gendongan ibunya. Azwan sedih karena keinginannya tidak terpenuhi.
 


 

Rumah Mochi  - Intan Rahma 

 Anak perempuan berkepang dua itu bernama Amel. Teman-temannya memanggilnya “Amel Gendut.” Namun, dia tidak pernah marah, malah dia menganggap julukan itu membuatnya jadi terkenal. Amel anak yang periang dan senang makan. Oleh karena itu, tubuhnya subur. Ibu dan ayahnya tidak melarangnya makan, asal tidak berlebihan.
Suatu hari, sepulang bermain, Amel merasa haus. Dia lalu membuka kulkas, mengambil botol air dingin dan meminumnya. Tiba-tiba matanya melihat sekotak mochi di sana. Amel lalu mengambil dan membuka kotak tersebut. Mochi dengan aneka rasa menarik perhatian Amel.

 


Getuk, Kue Kesukaanku - Chusnul Chotimah 

Aliya bersemangat diajak senam oleh ayah dan bundanya. Ia bosan  di rumah saja. Selain itu, lebaran tahun ini tidak bisa berkumpul bersama keluarga besar di rumah neneknya. Bahkan, kegiatan di sekolah pun dialihkan ke rumah karena adanya Covid-19.
Beberapa bulan kemudian, pemerintah mengumumkan dibolehkan untuk bepergian. Namun, tetap mematuhi protokol kesehatan. Ayah Aliya berinisiatif mengajak Aliya berlibur ke rumah nenek. Aliya merasa sangat senang, meskipun hanya dua hari saja.


Batang Burok, Rasamu Tak Seburuk Namamu - Imee Vi 

 Adit menguap dan segera melipat selimutnya.  Ia ke kamar mandi untuk menghilangkan kantuknya. Ia segera membersihkan diri.
“Segarnya!” ujar Adit setelah mandi.
Setelah mandi, Adit merasa lapar dan tampak ia segera ke dapur. Adit juga tampak untuk mencari Mak Long dan anggota keluarga yang lain. Namun, tidak ada seorang pun dirumah. Ia melihat jam dinding ternyata sudah pukul 08.00 pagi.


Roti Cane - Cut Zulia 

 Roti cane adalah salah satu makanan favorit di keluarga Bu Lia. Roti cane penganan yang sering dibuat oleh orang tua Bu Lia. Roti cane biasa menjadi penganan sehari-hari masyarakat Aceh.
Roti cane biasa dihidangkan pada sore hari ditambah gula pasir. Cane menjelma menjadi makanan istimewa ketika disantap bersama kare ayam atau kambing disajikan pada acara keluarga.
Dahulu, Bu Lia tidak tertarik untuk membuat roti cane karena  selalu ada “Mama”, panggilan Bu Lia kepada ibunya yang rajin dan ahli membuat roti cane. Roti cane buatan mamanya selalu menjadi favorit dan terkenal dengan kelezatannya.


Rendang Nenek - Silvia Irani 

 “Nek, maaf kami belum bisa pulang ke Indonesia lebaran ini,” kata Buyung dengan suara lirih.
“Kenapa, Cu?” tanya Nenek kepada Buyung sambil menahan rasa kecewa.
“Kami terhalang transportasi, saat ini sedang diberlakukan sistem lockdown. Semua transportasi dibekukan dahulu sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan. “Maafkan kami, ya, Nek,” kata Buyung pada neneknya dengan mata berkaca-kaca.


Ulang Tahun Mas Beben - Okni Matus Salamah 

Hari ini, Ibu mengajakku ke rumah Nenek. Ibu akan memetik sayur-sayuran untuk membuat tumpeng. Besok, Mas Beben, kakakku akan berulang-tahun yang ke-13. Ibu berencana membuat nasi tumpeng untuk merayakan hari ulang tahun Mas Beben.
Sampai di rumah Nenek, Ibu langsung menuju ke pekarangan Nenek. Pekarangan Nenek cukup luas dan banyak ditanami macam-macam sayuran. Ada pohon kacang panjang, bayam, seledri, cabai, tomat, juga macam-macam rimpang ada di pekarangan Nenek. Nenek sangat pandai bercocok tanam.  



Kriuk Kue Sapik - Ayma RA 

 Lebaran dua tahun yang lalu, kami sekeluarga pulang ke kampung Ayah di Sumpur Kudus, Sawahlunto Sijunjung. Kami menempuh perjalanan melalui jalan darat. Ayah menyetir sendiri, suasana lalu lintas menuju pelabuhan Merak cukup ramai tetapi lancar. Suatu pengalaman yang menyenangkan saat menyeberang dengan kapal ferry. Mobil kami masuk ke dalam kapal besar bersama kendaraan-kendaran lainnya menyeberangi Selat Sunda. Setelah kendaraan masuk ke kapal, kami turun untuk beristirahat di kapal. Di kapal disediakan tempat untuk berbaring agar penumpang dapat beristirahat selama di perjalanan.
 Kami sampai di pelabuhan Bakauheni tidak berapa lama kemudian. Kami melanjutkan perjalanan dengan santai. Jika lelah, kami beristirahat di musala-musala yang tersedia di sepanjang jalan. 



Mimpi Alea - Pena Aksara 

Azan subuh baru saja berkumandang. Tubuh mungil Alea masih tertutup selimut hello kitty kesayangannya. Setelah azan berhenti, sayup terdengar suara isak tangis dari kamar Alea. Ibunya segera menghampiri kamar Alea. Rupanya Alea tengah bermimpi, matanya masih tertutup rapat.
“Alea, bangun Sayang.” Ibunya mengusap air mata yang mengalir di pipi Alea.


Fifi Juga Suka Asinan -  Ernawati Lilys 

Dari terminal Baranangsiang, Fifi sudah tidak sabar lagi ingin ke arah Kebun Raya Bogor. Setiap datang ke Kota Hujan ini, Fifi sangat senang. Matanya berbinar-binar.
“Itu Ayah, belok sana, belok ke sana!”
“Iya, iya, sabar, ya. Ayah mau parkir dahulu di dekat terminal Baranangsiang.”
“Lama tidak, Yah?” Fifi cemberut.
“Tidak sayang, sebentar. Mama mau pesan asinan. Fifi suka asinan?”
 



Blurb

Indonesia memiliki beragam makanan khas tradisional. Setiap daerah memiliki makanan khas sendiri. Ada rendang dari Sumatra Barat atau Ranah Minang, ada gudeg dari Yogyakarta, ada dawet dari Banjarnegara, ada bingke dari Pontianak, dan banyak lagi.

Nah, Teman-teman, makanan tradisional enak, lo. Mari kita mengenal dan belajar membuat makanan tradisional agar tetap lestari. Makanan tradisional juga memperkaya kebudayaan Indonesia



Yuk segera miliki buku ini. Untuk pemesanan bisa langsung chat ke 0813-1083-2071. 



Salam Inspirasi 


Subscribe Our Newsletter

Related Posts

Buka Komentar
Tutup Komentar

Posting Komentar

klan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel