Iklan

Review Buku Sedih Tak berujung

Konten [Tampil]

 


www.mikromediateknologi.com - Hancur berkeping-keping kehilangan seseorang yang dicintai. Berturut-turut mengalami kesedihan seperti tertimpa batu, tiada henti cobaan yang dihadapi. Membutuhkan waktu untuk pemulihannya.

Kenyataan yang pahit dialami Sania, kehilangan ayah yang meninggal karena Covid. Kesedihan yang pilu, ibu Sania sakit dan kondisinya turun naik karena kepergian ayahnya. Cobaan menguji Sania kembali saat hubungan dengan sang kekasih pun berakhir.

Badai datang dalam hidup Sania, bertubi-tubi menghampiri perjalanan hidupnya.

Akankah Sania bertahan dalam perjalanan hidup atau sebaliknya dan malah akan mengalami depresi berat?

Badai kehidupan dalam bentuk apa pun, itulah perjalanan yang dihadapi oleh Sania. Semoga bisa menjadi kekuatan untuk kita menghadapi segala persoalan dalam percobaan. Tuhan menyertai kita semua.


Sedih Tak Berujung

 



Cerita yang Menyentuh


Pagi hari di meja makan, Ayah terlihat asyik membaca koran ditemani secangkir teh panas, Sania sedang bersiap berangkat kerja, sedangkan Ibu masih sibuk menyiapkan sarapan sebelum semuanya berangkat.
“Selamat pagi, Ayah,” sapa Sania mencium pipi Ayah.
“Pagi juga, Sayang. Wah, kamu sudah siap. Mau ke mana dulu, Nak?” tanya Ayah.
“Nia mau antar bubur kacang hijau untuk Paul dulu. Kemarin Ayah pulang malam sekali, ya?” Sania bertanya dengan tatapan cemas yang tidak bisa disembunyikan.
“Iya, Ayah mau pulang duluan tapi tidak enak sama teman-teman. Kamu pasti khawatir, ya?”
“Kondisi tubuh Ayah kan sedang tidak baik. Harusnya Ayah istirahat yang cukup.” Rasa cemas Sania semakin memuncak.
“Sayang, jangan khawatir. Ayah pasti baik-baik saja, kok. Kamu jangan lupa minum vitamin, jaga kondisi.” Ayah mengingatkan Sania. “Bagaimana pekerjaanmu, Nia?” lanjutnya.
“Baik, Ayah. Akhir-akhir ini memang cukup banyak kerjaan, tapi semuanya lancar.” Sania tersenyum kepada ayahnya. “Ayah, hari ini jangan pulang malam lagi, ya! Wajah Ayah sudah agak pucat. Ayah tidak mau istirahat saja?”


Kalimat yang bijak


Pada kisah Sedih tak berujung, penulis bukan hanya menuliskan kisah-kisah yang penuh perenungan. Namun juga, kalimat bijak yang bisa diambil maknanya. 


"Bidadari, sayapmu pasti akan pulih. Tetaplah bahagia keadaan apa pun." (Hal, 90)



Untuk pemesanan bisa melalui penerbit dikontak WhatsApp wa.me/6281310832071
Buku juga tersedia di google play book "Sedih Tak Berujung karya Herawaty Lim"




Salam
Mikro Media Teknologi

Subscribe Our Newsletter

Related Posts

Buka Komentar
Tutup Komentar

Posting Komentar

klan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel