Iklan

Masak Apa Hari Ini?

Konten [Tampil]

 


 Masak Apa Hari Ini?


Mata Alena seperti di lem,lengket sekali.
Dibukanya pelan-pelan, terlihat ibu sudah siap-siap berangkat.
"Jam berapa sekarang, Bu?"

"Jam 5 pagi. Ayo  bangun!"
Setiap hari ibu bangun jam dua pagi.
Mencuci, beberes rumah dan menanak nasi.
Ibu berangkat pagi sekali, menuju pabrik garmen.
Berjalan melewati jalan-jalan sepi dan gelap.
Alena ingin ibunya di rumah saja, tidak bekerja. Tetapi, siapa yang akan membiayai kebutuhan sehari-hari?

Bapak telah pergi entah ke  mana. Hanya ibu yang kini berjuang sendiri.
Udara begitu dingin, Alena harus segera mandi.
Alena memakai seragamnya yang warnanya pudar dan banyak jahitan tambalan. Alena berputar, "Seragam ini masih bisa dipakai 'kan?"


Alena hendak memasak lauk di dapur.
Ibu sudah menanak nasi di dandang. Alena mengangkatnya dan memindahkan ke bakul.
Mata Alena berputar-putar mencari sesuatu yang bisa dimasak, "Masak apa pagi ini?"

Tidak ada bahan yang bisa langsung di masak.
Ikan asin habis, minyak habis, kecap pun habis. Ada garam sedikit, jika diaduk nasi juga tak terasa.

Alena mencari keluar, mencari daun pepaya untuk di masak.
Pohon pepaya di belakang rumah mati. Batangnya pun layu. Ada apa lagi yang bisa dimasak?

Alena mencari ke belakang rumah. Alena mencari Berno, ayam kecil peliharaannya.
Ia melihat tidak ada telur di kandang Berno.
Alena pun mencari lagi, sesuatu yang bisa di masak. Daun pepaya tidak ada, telur tidak ada, apa lagi ya?



Alena mengingat-ingat di mana ibunya sering memetik daun-daun yang bisa di masak.
Kakinya melangkah cepat ke pagar samping rumah. Ada pagar dari batang singkong. Ada daun-daunnya.
"Aha, masak tumis daun singkong saja!"
Ketika Alena hendak memetik daun singkong, Alena ingat pesan ibu,
"jangan petik daun singkong di samping ya, sudah dibayar bu Kartika, untuk acara arisan."
"Uangnya sudah ibu belikan beras," ucap ibu semalam sebelum Alena tidur.
Jadi, Alena hari ini tidak perlu memasak lauk, ya?

Alena segera membangunkan ketiga adiknya. Memandikan adik yang paling kecil.
Memakaikan baju seragam dan nanti mengantarkan semua ke sekolah.
Kalau tidak ada lauk yang bisa dimasak, berarti makan nasi saja cukup.
Kata ibu makan seadanya, apapun harus disyukuri.


Tiga adik Alena, Nuri, Diana, dan Kikin duduk berjejer.
Alena duduk dekat Kikin si kecil dan dipangkunya.
Satu persatu disuapi adiknya hanya makan dengan nasi.
"Kak, tidak ada lauknya ya?" tanya Diana adik nomor dua Alena.

"Ya, makan saja ini, kita harus bersyukur, itu kata ibu," jawab Alena.
"Kikin mau ada ikannya, Kak!" rengeknya.
"Sabar, jika tidak  mengeluh, akan ada keberkahan setiap harinya," suara Nuri adik nomor satu dengan kencang menirukan pesan ibunya.
Alena mengangguk, ya itu selalu di dengar Alena, semua pesan-pesan ibunya.

"Telur tidak ada, Kak?" muka Kikin cemberut.
Alena menggelengkan kepalanya dan tertunduk lesu. Nuri dan Diana melahap nasinya.
"Ayo, makan nasinya yang banyak, agar di sekolah tidak lapar. Tidak ada uang jajan, harus kuat agar bisa belajar," Alena mengingatkan adik-adiknya.
Nuri panik, "Eh Kikin mau ke mana?"

Alena,Nuri dan Diana mengejar Kikin yang berlari kencang ke luar.
Kikin mencari Berno, mengejar-ngejarnya ke sawah.
"Berno ... Berno ... mau telurnya,"
Ayam Berno ikut berlari kencang.
"Eh tunggu, Berno!" Kikin tetap mengejar Berno.

Nuri, Diana, Kikin, sudah ... sudah ... berhenti," teriak Alena
Nuri dan Diana duduk kembali di tempat semula. Beralaskan tikar, tempat makan sekaligus tempat tidur mereka.
Ruangan tanpa sekat dengan dapur. Semua bisa terlihat di rumah ini. Lapang tanpa ada  barang-barang.
"Nanti, terlambat ke sekolah," ucap Alena pelan.
"Eh, Kikin ke mana?" tanya Nuri kepada Diana.

Semua berpencar mencari Kikin.
Ke sawah, depan rumah, samping rumah.
Di dalam kandang ayam ada yang bergerak-gerak.
"Apa itu Kikin?"


Alena mendekat pelan. Dibukanya pintu kandang ayam.
"Kikin, sedang apa?"
Kikin sedang mencari telur di antara tumpukkan jerami
"Horeee .... dapat telur!"


Alena membawa telur itu hati-hati.
Disiapkannya wajan gerabah yang terbuat dari tanah liat.
Tungku api dengan kayu bakar sudah menyala.
"Bagaimana memasak telurnya?"

Kikin duduk di dekat tungku.
Menunggu Kak Alena memasak telur untuknya.
Tidak ada minyak. Bagaimana ya memasak telur tanpa minyak?


Diana dan Nuri membawa daun pisang.
"Untuk apa ini?" tanya Alena pada dua adiknya.
"Ibu suka memasak dengan daun pisang ini," jawab Nuri cepat.
"Apa bisa matang memasak telur dengan daun pisang?" Alena ragu.


Telur mulai dipecahkan di atas daun pisang.
panasnya wajan gerabah membuat daun pisang layu dan lambat laun telur pun masak.
Aromanya menyatu dengan bakaran daun pisang, wangi.
"Bagaimana rasanya, ya?"

Semua penasaran dengan rasanya.
Alena mulai membagi telur itu menjadi 4 bagian.

Satu bungkus nasi di daun pisang dengan telur yang telah dibagi.
"Untuk Nuri, Diana, Kikin dan ini untuk kakak,"
"Enak sekali," Kikin bahagia.

"Wangi telurnya, Kak!" Diana ikut menjawab
"Suka, rasanya lezat," Nuri pun tak kalah cepat menjawab.


"Ayo habiskan, nanti terlambat!" Alena mengingatkan.
Semua pun menyantap sarapan istimewa dengan bahagia.
Alena senang, hari ini ada yang bisa ia masak untuk ketiga adiknya sarapan.
Karena setiap harinya Alena selalu berdoa, semoga bisa selalu bisa masak untuk adik-adiknya. 





Rubrik Sastra Mikro Media


Bagi pembaca, yang ingin karyanya terbit di website mikromediateknologi.com, silakan kirim karyanya berupa artikel, puisi dan cerpen ke sastramikromedia@gmail.com. Untuk pelajar sekolah dasar, SMP, SMA, Mahasiswa, guru dan umum. Semangat berkarya, menorehkan literasi yang baik dan bijak.

Salam Sastra Mikro Media.



Profil Penulis


Ernawati, guru menulis di SDN Bintara VI Bekasi, penulis dan blogger. Kesehariannya menulis buku dan juga berbagai artikel, baik di majalah, koran dan juga website. Kontak penulis ke: ernawatigaleri@gmail.com




Penerbit Mikro Media Teknologi

IG : https://www.instagram.com/penerbitmikromedia/
FB : https://web.facebook.com/penerbitmikromediateknologi/
youtube :https://www.youtube.com/channel/UC6WaMx1hVCIKrHnvCOuuScw
Tiktok : https://vt.tiktok.com/ZSeAqjHb6/
Web : www.mikromediateknologi.com
WhatsApp : 0813-1083-2071

Telegram : https://t.me/penerbitmikromedia

 

Subscribe Our Newsletter

Related Posts

Buka Komentar
Tutup Komentar

Posting Komentar

klan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel