Iklan

Buku Lukisan Anggrek Ungu (Kumpulan Cerita Anak Membangun Karakter)

Konten [Tampil]


www.mikromediateknologi.com - Lukisan Anggrek Ungu
(Kumpulan Cerita Anak Membangun Karakter)


Kata Pengantar
Anak-anak yang memiliki karakter kuat dan bijak akan melahirkan generasi yang tangguh dan cerdas.
Melahirkan buku-buku yang membangun karakter sangat dibutuhkan anak-anak. Sebagai bacaan edukatif yang akan membentuk anak-anak menjadi generasi yang berkarakter. Seperti dalam buku Lukisan Anggrek Ungu (Kumpulan Cerita Anak Membangun Karakter), merupakan 32 cerita anak yang membangun karakter. Mengandung nilai spiritual, kemandirian, semangat belajar, berbuat baik, dan cerita inspiratif lainnya.
Kami sangat menghargai karya 32 penulis yang telah lolos dari penjaringan lomba menulis cerita anak dengan tema membangun karakter ini. Kami ucapkan terima kasih, para penulis, tim editor, dan semua yang terlibat hingga buku ini terbit.
Semoga buku ini membawa warna baru dalam literasi Indonesia. Selamat membaca.
Salam
Tim Penerbit




Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Nuri si Bocah Angon
Karya: Muh. Zainuri
Belajar dari Lebah Madu
Karya: Bunda Ocha
Si Kanan dan si Kiri
(Siapa yang lebih penting?)
Karya: Khusnul Khatimah
Lukisan Anggrek Ungu
Karya: Maulidia Rahmani
Pengorbanan Seorang Ibu
Karya: Bunda Shaqila
Kartu Ajaib Raihan
Karya: Isti Wahyuti
Agar Hati Tak Mati Rasa
(Mendidik Rasa Tanggung Jawab pada Anak)
Karya: Asmak Afriliana
Ali Perwira Pratama
Karya: Dwi Krisnanto
Sang Juara
Karya: Endah Sulistyawati, S.S.
Ali sang Pembelajar Tangguh
Karya: Elly Fitria Agustiningrum, S.H.
Berbakti kepada Orang Tua
Karya: Dwi Astutik
Jalan menuju Surga
Karya: Ibnu Prabowo
Jujur Pembawa Senyuman
Karya: Kaysha Izma
Kejujuran di Sekolah Rimba
Karya: Bunda Mika dan Mikayla
Arti Sebuah Tanggung Jawab
Karya: Lindia Nurika
Doamu Baktimu
Karya: Jihan Putri Az Zahra
Kalian Pasti Bisa!
Semangat Berjuang, Sayangku
Karya: Ayu Latifah
Hanya sebuah Layang-Layang
Karya: Devansyah Dwi Malik Juniarto
Kejujuran yang Menumbuhkan Tanggung Jawab
Karya: Rohma
Catcin Kesayangan Ocha dan Syasya
Karya: Eko Andriyani
Jujurlah Chacha
Karya: Adita Fitri R
Gasing Hadiah Liburan
Karya: Bunda Althaf
Akibat Lalai dari Tanggung Jawab
Karya: Nurlaili Syafariah
Aldi sang Pemberani
Karya: Zulyan Marina
Zahra Anak Salihah
Karya: Endah Yuniasih
Iduladha bersama Teman-Teman
Karya: Erika Dwi
Gembul Kucingku
Karya: Ahmad Dayyan
Trio Mega Saleh dan Salihah
Karya: Novembriani
Si Hati Penyabar
Karya: Dessy Rahayu Ning Rini
Bakti Seorang Anak
Karya: Triana Indah
Kejujuran Membawa Rezeki
Karya: Nurlaili Syafariah
Pejuang Sejati
Karya: Miming Tufa Setyani

 Review Buku Lukisan Anggrek Ungu


Nuri si Bocah Angon

Karya: Muh. Zainuri

Embeeek, embeeek.
Tiga ekor kambing itu mengembek begitu melihatku pulang sekolah, seolah mengatakan bahwa perut mereka sudah kosong dan ingin segera makan. Aku berlalu masuk rumah melewati kandang tanpa menghiraukan seruan mereka. Dari pintu dapur, aku langsung menuju lincak di pojok dapur untuk merebahkan badan. 


Bapak dan Mak tampak asyik mengobrol ditemani dua cangkir kopi dan sepiring rebusan ubi. Baunya nikmat sekali sehingga menggoda perut yang lapar. Mereka terdengar membicarakan tanaman jagung. Bapak memang mempunyai sepetak sawah yang tidak begitu luas dan musim kemarau ini baru saja ditanami jagung. Setahuku, tanaman jagung itu sangat membutuhkan air. Mengingat saat ini sedang musim kemarau panjang, maka Bapak harus menyirami setiap pagi dan sore agar tumbuh subur dan menghasilkan panen melimpah. Hasil panen menjadi harapan Bapak supaya kami dapat memiliki persediaan makanan, karena padi simpanan panen kemarin hanya tersisa tiga karung, sedangkan musim hujan masih kurang tiga bulan lagi.



Belajar dari Lebah Madu

Karya: Bunda Ocha

    Nala, seorang gadis kecil yang periang dan aktif. Nala sangat suka berlarian bersama teman-teman di sekitar rumah. Hobinya adalah bersepeda, bermain sepatu roda, dan bertualang. Saat ini, Nala kelas III SD. Nala mempunyai seorang kakak bernama Nugi yang sekarang sudah kelas V SD. Selisih usia mereka terpaut 2 tahun. Berbeda dari Nala, Nugi cenderung pendiam dan lebih senang menghabiskan waktu luangnya dengan membaca buku atau bermain gim.


    Libur sekolah tiba. Nala dan Nugi selalu menghabiskan waktu libur panjang mereka di rumah Eyang di desa yang bernama Desa Cemara. Perjalanan dari kota tempat tinggal mereka ke Desa Cemara sekitar 5 jam. Desa Cemara sangat asri dan dikelilingi oleh bukit. Di belakang rumah Eyang terbentang sawah-sawah yang sangat luas. Setiap berlibur di rumah Eyang, Ayah selalu mengajak mereka melakukan banyak hal yang berhubungan dengan alam, seperti bermain di sawah, memancing, ataupun mandi di sungai.
     Hari kedua mereka di sana, Ayah berencana mengajak Nala dan Nugi untuk mendaki bukit.
    “Nala, Nugi, jangan lupa sarapan dan siapkan bekal kalian, ya. Kita akan segera berangkat sebelum matahari beranjak naik,” pinta Ayah.
    “Siap, Ayah,” jawab Nala dan Nugi yang sudah terlihat tidak sabar untuk bertualang ke bukit.
    

    

Si Kanan dan si Kiri

(Siapa yang lebih penting?)

Karya: Khusnul Khatimah
Tersebutlah kisah antara tangan Kanan dan Kiri. Mereka selalu sibuk bergerak ke sana kemari mengerjakan tugas masing-masing. Si Kanan mengambil dan meletakkan kembali barang-barang, menulis surat, menyuapi makanan dan minuman, bersalaman, dan banyak hal lainnya. Begitu pula dengan si Kiri yang membantu si Kanan membawa barang, menggaruk, memijat, bahkan membuang dan membersihkan kotoran. 


Suatu ketika, si Kiri terserang penyakit gatal yang makin lama makin parah, bernanah, dan berbau busuk.
“Wahai Kanan, punggungku gatal sekali. Maukah kau menggaruknya? Aku tidak bisa menjangkau bagian itu,” pintanya.
Si Kanan yang merasa jijik berkata, “Iyuh, ogah, ah! Kamu kan penyakitan, nanti kalau aku garuk terus ketularan, gimana? Siapa yang mau mengerjakan hal-hal baik?” tolaknya.
“Kamu sih, kebiasaan. Habis buang kotoran enggak cuci tangan pakai sabun. Akhirnya nempel kan, tuh kuman! Coba lihat aku, mau masukkan makanan cuci tangan, habis salaman juga cuci tangan.” Si Kanan kembali memberikan jawaban.



Lukisan Anggrek Ungu

Karya: Maulidia Rahmani

Mari kuceritakan tentang kisah seorang anak perempuan yang cantik, salihah, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Anak perempuan itu bernama Medina. Ia adalah gadis kecil berusia tujuh tahun. Sebagai bentuk bakti dan kasih sayang kepada ibunya, Medina berencana memberi hadiah berupa lukisan kepada ibunya.


Tahun ini Medina ingin memberikan sebuah kejutan untuk sang ibu. Ia ingin membuat lukisan bunga anggrek berwarna ungu kesukaan ibunya, karena tahu ibunya suka sekali warna ungu. Dalam hati Medina berdoa, Ya Allah, aku ingin memberi hadiah untuk ibuku. Semoga ibuku menyukainya.
Berangkatlah Medina untuk membeli bahan yang dibutuhkan berupa kanvas, kuas, palet, dan cat minyak. Sesampainya di sana, ia mendapatkan semua yang diperlukan, hanya saja cat ungu yang dibutuhkan tidak bisa didapatkan karena yang tersisa cat warna biru dan merah. Medina bersedih cat ungu yang dibutuhkannya habis.



Pengorbanan Seorang Ibu

Karya: Bunda Shaqila

Pagi yang cerah, seperti biasa aku sudah mandi dan mengenakan seragam merah putih. Di meja makan ada Ayah dan adikku yang sudah siap untuk sarapan, sedangkan Bunda masih bolak-balik dapur menyiapkan lauk yang baru matang. Setelah hidangan siap, kami pun tidak lupa berdoa terlebih dahulu, kemudian menyantap masakan Bunda. 


“Bun, ayo, sarapan juga,” ajak Ayah.
“Kalian duluan saja. Bunda nyiapin bekal yang mau dibawa. Bunda mah gampang makannya bisa kapan aja, Yah,” jawab Bunda sambil memasukkan kotak makan ke dalam tas bekal.
Bunda adalah seorang tenaga kesehatan di salah satu puskesmas pinggiran di Kota Jember. Jarak rumah ke tempat kerja Bunda terbilang jauh dan kurang lebih menghabiskan 1,5 jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor. Memang sangat jauh, jalannya pun jelek, hingga aku mual karena perut rasanya dikocok-kocok saat melewati jalan itu. Pantas setiap pulang kerja, Bunda tampak lelah sekali. Aku pernah ikut ke acara salah satu teman Bunda yang rumahnya ternyata cukup dekat dengan tempat kerja. 


Setelah makan, kami pun berangkat ke sekolah. Ayah mengantarku dan adik berangkat sekolah karena kami bersekolah di tempat yang sama. Aku kelas III, sedangkan adik kelas II SD. Tempat kerja Ayah searah dengan sekolahku sehingga Ayah selalu mengantar dan menjemput sekolah.
Bel istirahat berbunyi, kami dipersilakan makan siang terlebih dahulu sebelum pelajaran berikutnya. Aku mulai membawa bekal makan siang sejak awal kelas III karena pulang setengah tiga siang. Aku pun membuka bekal makan siang dengan malas


Deskripsi  Buku 

Judul Buku : Buku  Lukisan Anggrek Ungu

Penulis :

Editor  : Yuli Triyuliani

Jumlah Halaman : iv+250

Ukuran buku :  14,8  x 21 cm

Jenis Kertas : hvs, Full color

Cover : Softcover 

Harga : Rp. 85.000

Tahun Terbit : September, 2022.

ISBN :

Pemesanan Buku



Bagi yang ingin memesan buku ini bisa hubungi penerbit via DM Instagram @penerbitmikromedia dan juga fast respons di nomor WhatsApp : 0813-1083-2017

Silakan isi form ordernya

Form Pembelian Buku  

Nama :

Alamat lengkap :

No. HP :

Jumlah buku yang dipesan :



Tersedia juga buku di Google Play Book : Buku  Lukisan Anggrek Ungu

Tokopedia (Sahabat- Keluarga) : Buku  Lukisan Anggrek Ungu

 
Salam
Mikromediateknologi.com



Subscribe Our Newsletter

Related Posts

Buka Komentar
Tutup Komentar

Posting Komentar

klan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel